Manusia Bertelur (abu nawas)


Label: , 0 komentar


manusia bertelur (abu nawas)
Sudah
bertahun-tahun Baginda Raja
Harun Al Rasyid ingin mengalahkan
Abu Nawas. Namun perangkap-
perangkap yang selama ini dibuat
semua bisa diatasi dengan cara-cara
yang cemerlang oleh Abu Nawas.
Baginda Raja tidak putus asa.

Masih
ada puluhan jaring muslihat untuk
menjerat Abu Nawas.
Baginda Raja beserta para menteri
sering mengunjungi tempat
pemandian air hangat yang hanya
dikunjungi para pangeran,
bangsawan dan orang-orang
terkenal. Suatu sore yang cerah
ketika Baginda Raja beserta para
menterinya berendam di kolam,
beliau berkata kepada para menteri,
"Aku punya akal untuk menjebak
Abu Nawas."
"Apakah itu wahai Paduka yang
mulia ?" tanya salah seorang
menteri.

"Kalian tak usah tahu dulu. Aku
hanya menghendaki kalian datang
lebih dini besok sore. Jangan lupa
datanglah besok sebelum Abu
Nawas datang karena aku akan
mengundangnya untuk mandi
bersama-sama kita." kata Baginda
Raja memberi pengarahan. Baginda
Raja memang sengaja tidak
menyebutkan tipuan
apa yang akan digelar besok.

Abu Nawas diundang untuk mandi
bersama
Baginda Raja dan para menteri di
pemandian air hangat yang terkenal
itu. Seperti yang telah direncanakan,
Baginda Raja dan para meriteri
sudah datang lebih dahulu.

Baginda
membawa sembilan belas butir telur
ayam. Delapan belas butir dibagikan
kepada para menterinya. Satu butir
untuk dirinya sendiri. Kemudian
Baginda memberi pengarahan
singkat tentang apa yang telah
direncanakan untuk menjebak Abu
Nawas.

Ketika Abu Nawas datang, Baginda
Raja beserta para menteri sudah
berendam di kolam. Abu Nawas
melepas pakaian dan langsung ikut
berendam. Abu Nawas harap-harap
cemas. Kira-kira permainan apa lagi
yang akan dihadapi. Mungkin
permainan kali ini lebih berat karena
Baginda Raja tidak memberi
tenggang
waktu untuk berpikir.

Tiba-tiba Baginda Raja
membuyarkan lamunan Abu
Nawas. Beliau berkata, "Hai Abu
Nawas, aku mengundangmu mandi
bersama karena ingin mengajak
engkau ikut dalam permainan kami"
"Permainan apakah itu Paduka yang
mulia ?" tanya Abu Nawas belum
mengerti.

"Kita sekali-kali melakukan sesuatu
yang secara alami hanya bisa
dilakukan oleh binatang. Sebagai
manusia kita mesti bisa dengan cara
kita masing-masing." kata Baginda
sambil tersenyum.

"Hamba belum mengerti Baginda
yang mulia." kata Abu Nawas agak
ketakutan.
"Masing-masing dari kita harus bisa
bertelur seperti ayam dan barang
siapa yang tidak bisa bertelur maka
ia harus dihukum!" kata Baginda.

Abu Nawas tidak berkata apa-apa.
Wajahnya nampak murung. la
semakin yakin dirinya tak akan bisa
lolos dari lubang jebakan Baginda
dengan mudah. Melihat wajah Abu
Nawas murung, wajah Baginda Raja
semakin berseri-seri.
"Nan sekarang apalagi yang kita
tunggu. Kita menyelam lalu naik ke
atas sambil menunjukkan telur kita
masing-masing." perintah Baginda
Raja.

Baginda Raja dan para menteri mulai
menyelam, kemudian naik ke atas
satu persatu dengan menanting
sebutir telur ayam. Abu Nawas
masih di dalam kolam. ia tentu saja
tidak sempat mempersiapkan telur
karena ia memang tidak tahu kalau
ia diharuskan bertelur seperti ayam.
Kini Abu Nawas tahu kalau Baginda
Raja dan para menteri telah
mempersiapkan telur masing-
masing satu butir. Karena belum
ada seorang manusia pun yang bisa
bertelur dan tidak akan pernah ada
yang bisa.

Karena dadanya mulai terasa sesak.
Abu Nawas cepat-cepat muncul ke
permukaan kemudian naik ke atas.
Baginda Raja langsung mendekati
Abu Nawas.
Abu Nawas nampak tenang, bahkan
ia berlakau aneh, tiba-tiba saja ia
mengeluarkan suara seperti ayam
jantan berkokok, keras sekali
sehingga Baginda dan para
menterinya merasa heran.

"Ampun Tuanku yang mulia.
Hamba tidak bisa bertelur seperti
Baginda dan para menteri." kata Abu
Nawas sambil membungkuk
hormat.
"Kalau begitu engkau harus
dihukum." kata Baginda bangga.
"Tunggu dulu wahai Tuanku yang
mulia." kata Abu Nawas memohon.
"Apalagi hai Abu Nawas." kata
Baginda tidak sabar.
"Paduka yang mulia, sebelumnya
ijinkan hamba membela diri.

Sebenarnya kalau hamba mau
bertelur, hamba tentu mampu.
Tetapi hamba merasa menjadi
ayam jantan maka hamba tidak
bertelur. Hanya ayam betina saja
yang bisa bertelur. Kuk kuru
yuuuuuk...!" kata Abu Nawas
dengan membusungkan dada.
Baginda Raja tidak bisa berkata apa-
apa. Wajah Baginda dan para
menteri yang semula cerah penuh
kemenangan kini mendadak
berubah menjadi merah padam
karena malu.

Sebab mereka
dianggap ayam betina.
Abu Nawas memang licin, malah
kini lebih licin dari pada belut. Karena
merasa malu, Baginda Raja Harun Al
Rasyid dan para menteri segera
berpakaian dan kembali ke istana
tanpa mengucapkan sapatah kata
pun.
Memang Abu Nawas yang
tampaknya blo'on itu sebenarnya
diakui oleh para ilmuwan sebagai
ahli mantiq atau ilmu logika.
Gampang saja baginya untuk
membolak-balikkan dan
mempermainkan kata-kata guna
menjatuhkan mental lawan-
lawannya.

0 Response to "Manusia Bertelur (abu nawas)"

Posting Komentar

Al-Ghazali
Pernah berkata :
"Yang jauh itu WAKTU, yang dekat itu MATI, yang besar itu NAFSU, yang berat itu AMANAH, yang mudah itu BERBUAT DOSA, yang panjang itu AMAL SOLEH dan yang indah itu adalah SALING MEMAAFKAN"....Slamat menyambut datangnya bln SUCI bln yang penuh ampun, Semoga ALLAH selalu mengampuni dosa" kita Amin...ane mohon maaf lahir dan batin...."MARHABAN YA RAMADHAN".

    Info

    powered by PRBbutton

    Translate

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Portuguese Japanese Korean

    Google

    Blog Archive

    Pengikut

    adsense link 728px X 15px

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft