Sepatu Abu Kosim


Label: , 15 komentar


sepatu abu kosim
Abu Kosim adalah seorang laki-laki
setengah baya yang hidup di kota
Bagdad. Badannya
kurus dan kecil, jenggotnya mirip
jenggot kambing.

Ia hidup seorang
diri
dirumah yang cukup sederhana.
Selama ini Abu Kosim dikenal
sebagai
orang yang pelit pada dirinya
sendiri. Barang-barang yang
dimilikinya
tidak akan dibuang atau diberikan
kepada orang lain sebelum terlihat
amat dekil.

Salah satunya adalah
sepatu. Sepatu terbuat dari kulit
unta yang telah dipakai bertahun-
tahun itu tetap dipertahankan
meskipun sudah sangat dekil,
berlubang di sana-sini dan
menyebarkan
bau tidak sedap.
Suatu hari Abu Kosim bertemu
dengan sahabat lamanya di kolam
renang. Di tempat
tersebut sahabatnya berjanji akan
membelikan sepatu baru. "Karena
saya lihat sepatu
kamu sudah bau tong sampah,"
kata sahabatnya sedikit menyindir.

"Wah, kalau begitu terimakasih,"
ucap Abu Kosim tanpa merasa
tersindir sedikit pun.
Sewaktu Abu Kosim selesai mandi,
di dekat sepatu bututnya ada sepatu
baru yang amat
bagus.

Warnanya hitam dengan
hiasan warna emas di sana-sini.
"Sahabatku memang baik," gumam
Abu Kosim tercengang melihat
sepatu itu. Ia kira
sepatu itu dari sahabatnya. Tanpa
berpikir panjang lagi ia memakainya
dan membawanya
pulang.
Tetapi apa yang terjadi? Tidak lama
setelah Abu Kosim duduk di ruang
tamu rumahnya,
datang seorang pengawal kerajaan
membawa surat penangkapan.

"Apa salah saya?" tanya Abu Kosim.
"Kamu telah mencuri sepatu
Gubernur," jawab pengawal.
"Mencuri? Yang benar saja," Abu
Kosim merentangkan tangannya.
"Tadi saya memang baru diberi
sepatu baru oleh sahabat lama saya.
Bukan mencuri
seperti yang kamu tuduhkan!" Abu
Kosim tidak terima.

"Saya hanya diminta menangkap
tuan. Kalau keberatan, silakan tuan
kemukakan alasan
tuan di persidangan," ujar
pengawal.
Akhirnya dengan terpaksa Abu
Kosim mengikuti pengawal. Di
balairung ia sudah ditunggu
Gubernur beserta Tuan Hakim.

"Abu Kosim, kamu telah mencuri
sepatu Gubernur dan menukarnya
dengan sepatumu.
Karena kamu telah melanggar
hukum, kamu didenda 50 dinar,"
kata Hakim usai
membacakan kesalahan Abu Kosim.

Tanpa memberi alasan lagi Abu
Kosim mengeluarkan uang
dendanya dan mengembalikan
sepatu Gubernur serta mengambil
sepatu bututnya.
"Sepatu ini benar-benar membuat
sial!" sungut Abu Kosim begitu
keluar dari balairung,
"lebih baik dibuang di sungai saja,"
putusnya kemudian.

Hari itu juga, sebelum sampai di
rumah Abu Kosim membuang
sepatunya ke sungai. Namun
dasar sedang sial, sepatu yang
dibuang itu ternyata tersangkut di
jala seorang nelayan
miskin.
Beberapa jam kemudian datang
pengawal membawa surat
penangkapan.
"Sepatu yang kamu buang telah
merusak jala seorang nelayan
miskin, sehingga ia tidak
mendapatkan ikan," alasan
pengawal.

Untuk kedua kalinya di hadapan
Gubernur Abu Kosim didenda. Kali
ini dia harus mengganti
segala kerugian yang diderita
nelayan itu, gara-gara sepatu
bututnya.
"Benar-benar sepatu sialan!" umpat
Abu Kosim begitu kembali ke
rumah, "Mungkin aku
harus membuangnya di tempat
yang tidak dilalui orang," terusnya
sambil berpikir keras.

Malam harinya Abu Kosim berjalan
menyusuri kota dan menemukan
bangunan kuno
tertinggi di Kota Bagdad.
Di atas genteng bangunan itulah ia
membuang sepatunya.
Ternyata apa yang diperkirakan Abu
Kosim meleset. Memang bangunan
itu tidak dilewati
orang, tetapi di situ ada
penghuninya, yaitu seekor kucing.

Karena merasa terganggu
dengan bau busuk sepatu Abu
Kosim, kucing tersebut
menjatuhkannya. Pada saat itu di
bawah gedung ada seorang laki-laki
lewat dan sepatu Abu Kosim
mengenai kepalanya.

Lakilaki
itu langsung mengadu-kan kepada
Gubernur. Sekali lagi Gubernur
memanggil Abu
Kosim.
"Untuk ketiga kalinya kamu
membuat kesalahan, karena itu
selain didenda kamu juga
ditahan selama satu minggu!" Hakim
memutuskan di persidangan. Nah,
di dalam sel itulah
Abu Kosim baru sadar akan sifat
pelitnya selama ini yang ternyata
telah
menyengsarakannya dan
menyengsarakan orang lain.

Setelah keluar dari penjara ia
menghadap Gubernur.
"Yang mulia, saya ingin membuat
perjanjian," kata Abu Kosim
sungguh-sungguh,
"saya akan membuang sepatu butut
ini dan akan membeli sepatu baru.
Dengan begitu apa
pun yang terjadi akibat sepatu ini
jangan dikaitkan dengan saya,"
katanya lagi.
Gubernur tersenyum tanda setuju.
Terlebih lagi setelah Abu Kosim
berjanji akan
merubah sifat pelitnya selama ini.

15 Response to "Sepatu Abu Kosim"

  1. Artikel cerita penuh manfaat..mantap

    Makanya tuh mas jangan pelit.. wkwkwkwk..

    Cerita yg menyentuh hati mas..
    Makasih sdh mengingatkan..

    Mantab..

    BTW.. dibagdad ada kolam renang ya mas??
    ko waktu ane ksna mah, ga ada ya!? hehehe..

    Ratasoe@ ini bagi orang2 yg pelit biar bisa mengambl hikmahx dri kisah abu kosim

    Girant_31@tenang aja mas w g akan pelit2 pa lg sm sahabat blogger..hehehe
    Lebay.com

    Nu_Imuts@thnxs

    serabi machine@thnxs lg mas

    Wahhh lucu juga ea?
    Banyak bgt maknanya dalam cerita itu

    sun's@bener bgt sob..thnxs dah mampir

    hahaha.. jadi sadar karna sepatu..

    Hesty@itu lah mnusia lo dah ada peringatan z bru mw berubh..

    Hehe.,bagus..!
    Pelajaran buat kita semua...jangan memelihara 'penyakit', kalau kita mau tetap sehat. Sip...siiip...

    Berkunjung lg mas..

    Jd sbnrnya spa neg yg pelit???
    Yg merasa, ngacung.. wkwkwkwk..

    Post nya msh ttp OK..

    Seukses y mas..

    -srex-@betul bgt mas

    Grant_31@wah g tw tnya dweh ma mas srex..hehehe

    Serabi machine@oce dweh

    Nu_Imuts@thnxs

Posting Komentar

Al-Ghazali
Pernah berkata :
"Yang jauh itu WAKTU, yang dekat itu MATI, yang besar itu NAFSU, yang berat itu AMANAH, yang mudah itu BERBUAT DOSA, yang panjang itu AMAL SOLEH dan yang indah itu adalah SALING MEMAAFKAN"....Slamat menyambut datangnya bln SUCI bln yang penuh ampun, Semoga ALLAH selalu mengampuni dosa" kita Amin...ane mohon maaf lahir dan batin...."MARHABAN YA RAMADHAN".

    Info

    powered by PRBbutton

    Translate

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Portuguese Japanese Korean

    Google

    Blog Archive

    Pengikut

    adsense link 728px X 15px

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft