2 komentar

Madihin dituturkan sebagai hiburan
rakyat untuk memeriahkan malam
hiburan rakyat yang digelar dalam
rangka memperingati hari-hari besar
kenegaraan, kedaerahan,
keagamaan, kampanye partai politik,
khitanan, menghibur tamu agung,
menyambut kelahiran anak, pasar
malam, penyuluhan, perkawinan,
pesta adat, pesta panen, saprah
amal, upacara tolak bala, dan
upacara adat membayar hajat (kaul,
atau nazar).

Orang yang menekuni profesi
sebagai seniman penutur Madihin
disebut Pamadihinan. Pamadihinan
merupakan seniman penghibur
rakyat yang bekerja mencari nafkah
secara mandiri, baik secara
perorangan maupun secara
berkelompok.
Setidak-tidaknya ada 6 kriteria
profesional yang harus dipenuhi
oleh seorang Pamadihinan, yakni :
(1) terampil dalam hal mengolah kata
sesuai dengan tuntutan struktur
bentuk fisik Madihin yang sudah
dibakukan secara sterotipe, (2)
terampil dalam hal mengolah tema
dan amanat (bentuk mental) Madihin
yang dituturkannya, (3) terampil
dalam hal olah vokal ketika
menuturkan Madihin secara hapalan
(tanpa teks) di depan publik, (4)
terampil dalam hal mengolah lagu
ketika menuturkan Madihin, (5)
terampil dalam hal mengolah musik
penggiring penuturan Madihin
(menabuh gendang madihin) , dan
(6) terampil dalam hal mengatur
keserasian penampilan ketika
menuturkan Madihin di depan
publik.


Tradisi Bamadihinan masih tetap
lestari hingga sekarang ini. Selain
dipertunjukkan secara langsung di
hadapan publik, Madihin juga
disiarkan melalui stasiun radio
swasta yang ada di berbagai kota
besar di Kalsel. Hampir semua
stasiun radio swasta menyiarkan
Madihin satu kali dalam seminggu,
bahkan ada yang setiap hari.
Situasinya menjadi semakin
bertambah semarak saja karena
dalam satu tahun diselenggarakan
beberapa kali lomba Madihin di
tingkat kota, kabupaten, dan
provinsi dengan hadiah uang
bernilai jutaan rupiah.

Tidak hanya di Kalsel, Madihin juga
menjadi sarana hiburan alternatif
yang banyak diminati orang,
terutama sekali di pusat-pusat
pemukiman etnis Banjar di luar
daerah atau bahkan di luar negeri.
Namanya juga tetap Madihin. Rupa-
rupanya, orang Banjar yang pergi
merantau ke luar daerah atau ke luar
negeri tidak hanya membawa serta
keterampilannya dalam bercocok
tanam, bertukang, berniaga,
berdakwah, bersilat lidah
(berdiplomasi), berkuntaw (seni bela
diri), bergulat, berloncat indah,
berenang, main catur, dan
bernegoisasi (menjadi calo atau
makelar), tetapi juga membawa
serta keterampilannya bamadihinan.

Para Pamadihinan yang menekuni
pekerjaan ini secara profesional
dapat hidup mapan. Permintaan
untuk tampil di depan publik relatif
tinggi frekwensinya dan honor yang
mereka terima dari para penanggap
cukup besar, yakni antara 500 ribu
sampai 1 juta rupiah. Beberapa
orang di antaranya bahkan
mendapat rezeki nomplok yang
cukup besar karena ada sejumlah
perusahaan kaset, VCD / DVD di
kota Banjarmasin yang tertarik
untuk menerbitkan rekaman Madihin
mereka. Hasil penjualan kaset, VCD /
DVD tersebut ternyata sangatlah
besar.

2 Response to " "

  1. pertamaxx..

    met malam sobat
    met istirahat... :)

    jhon tralala....itu dia idolaku

Posting Komentar

Al-Ghazali
Pernah berkata :
"Yang jauh itu WAKTU, yang dekat itu MATI, yang besar itu NAFSU, yang berat itu AMANAH, yang mudah itu BERBUAT DOSA, yang panjang itu AMAL SOLEH dan yang indah itu adalah SALING MEMAAFKAN"....Slamat menyambut datangnya bln SUCI bln yang penuh ampun, Semoga ALLAH selalu mengampuni dosa" kita Amin...ane mohon maaf lahir dan batin...."MARHABAN YA RAMADHAN".

    Info

    powered by PRBbutton

    Translate

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Portuguese Japanese Korean

    Google

    Blog Archive

    Pengikut

    adsense link 728px X 15px

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft