ASAL USUL AYAM DAN TELUR
Jumat, 02 Juli 2010
14.32
Label:
Kisah 1001 Malam
,
3
komentar
Melihat ayam betinanya bertelur,
Baginda tersenyum. Beliau
memanggil pengawal agar
mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum.
Sayembara itu berupa pertanyaan
yang mudah tetapi memerlukan
jawaban yang tepat dan masuk akal.
Barang siapa yang bisa menjawab
pertanyaan itu akan mendapat
imbalan yang amat menggiurkan.
Satu pundi penuh uang emas: Tetapi
bila tidak bisa menjawab maka
hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin mengikuti
sayembara itu terutama orang-
orang miskin. Beberapa dari mereka
sampai meneteskan air liur.
Mengingat beratnya hukuman yang
akan dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya
hanya empat orang. Dan salah satu
dari para peserta yang amat sedikit
itu adalah Abu Nawas. Aturan main
sayembara itu ada dua. Pertama,
jawaban harus masuk akal. Kedua,
peserta harus mampu menjawab
sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan para
peserta sudah siap di depan
panggung.
Baginda duduk di atas
panggung. Beliau memanggil
peserta pertama. Peserta pertama
maju dengan tubuh gemetar.
Baginda bertanya, "Manakah yang
lebih dahulu, telur atau ayam?"
"Telur." jawab peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal dari
telur." kata peserta pertama
menjelaskan.
"Kalau begitu siapa
yang mengerami telur itu?" sanggah
Baginda.
Peserta pertama pucat pasi.
Wajahnya mendadak berubah putih
seperti kertas. Ia tidak bisa
menjawab. Tanpa ampun ia
dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju. Ia
berkata, "Paduka yang mulia,
sebenamya telur dan ayam tercipta
dalam waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya
Baginda. "Bila ayam lebih dahulu itu
tidak mungkin karena ayam berasal
dari telur.
Bila telur lebih dahulu itu
juga tidak mungkin karena telur
tidak bisa menetas tanpa dierami."
kata peserta kedua dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa bertelur
tanpa ayam jantan?" sanggah
Baginda memojokkan. Peserta
kedua bingung.
Ia pun dijebloskan
ke dalam penjara. Lalu giliran
peserta ketiga. Ia berkata, "Tuanku
yang mulia, sebenarnya ayam
tercipta lebih dahulu daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama
tercipta adalah ayam betina." kata
peserta ketiga meyakinkan. "Lalu
bagaimana ayam betina bisa
beranak-pinak seperti sekarang.
Sedangkan ayam jantan tidak ada."
kata Baginda memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa
ayam jantan. Telur dierami sendiri.
Lalu menetas dan menurunkan anak
ayam jantan. Kemudian menjadi
ayam jantan dewasa dan
mengawini induknya sendiri."
peserta ketiga berusaha
menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina mati
sebelum ayam jantan yang sudah
dewasa sempat mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa
menjawab sanggahan Baginda. Ia
pun dimasukkan ke penjara. Kini tiba
giliran Abu Nawas. Ia berkata, "Yang
pasti adalah telur dulu, baru ayam."
"Coba terangkan secara logis." kata
Baginda ingin tahu
"Ayam bisa mengenal telur,
sebaliknya telur tidak mengenal
ayam." kata Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja merenung.
Kali ini Baginda tidak bisa
menyanggah alasan Abu Nawas
dan terpaksa harus memberi uang
dalam jumlah besar sebagai hadiah
untuk Abu Nawas.
Baginda tersenyum. Beliau
memanggil pengawal agar
mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum.
Sayembara itu berupa pertanyaan
yang mudah tetapi memerlukan
jawaban yang tepat dan masuk akal.
Barang siapa yang bisa menjawab
pertanyaan itu akan mendapat
imbalan yang amat menggiurkan.
Satu pundi penuh uang emas: Tetapi
bila tidak bisa menjawab maka
hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin mengikuti
sayembara itu terutama orang-
orang miskin. Beberapa dari mereka
sampai meneteskan air liur.
Mengingat beratnya hukuman yang
akan dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya
hanya empat orang. Dan salah satu
dari para peserta yang amat sedikit
itu adalah Abu Nawas. Aturan main
sayembara itu ada dua. Pertama,
jawaban harus masuk akal. Kedua,
peserta harus mampu menjawab
sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan para
peserta sudah siap di depan
panggung.
Baginda duduk di atas
panggung. Beliau memanggil
peserta pertama. Peserta pertama
maju dengan tubuh gemetar.
Baginda bertanya, "Manakah yang
lebih dahulu, telur atau ayam?"
"Telur." jawab peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal dari
telur." kata peserta pertama
menjelaskan.
"Kalau begitu siapa
yang mengerami telur itu?" sanggah
Baginda.
Peserta pertama pucat pasi.
Wajahnya mendadak berubah putih
seperti kertas. Ia tidak bisa
menjawab. Tanpa ampun ia
dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju. Ia
berkata, "Paduka yang mulia,
sebenamya telur dan ayam tercipta
dalam waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya
Baginda. "Bila ayam lebih dahulu itu
tidak mungkin karena ayam berasal
dari telur.
Bila telur lebih dahulu itu
juga tidak mungkin karena telur
tidak bisa menetas tanpa dierami."
kata peserta kedua dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa bertelur
tanpa ayam jantan?" sanggah
Baginda memojokkan. Peserta
kedua bingung.
Ia pun dijebloskan
ke dalam penjara. Lalu giliran
peserta ketiga. Ia berkata, "Tuanku
yang mulia, sebenarnya ayam
tercipta lebih dahulu daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama
tercipta adalah ayam betina." kata
peserta ketiga meyakinkan. "Lalu
bagaimana ayam betina bisa
beranak-pinak seperti sekarang.
Sedangkan ayam jantan tidak ada."
kata Baginda memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa
ayam jantan. Telur dierami sendiri.
Lalu menetas dan menurunkan anak
ayam jantan. Kemudian menjadi
ayam jantan dewasa dan
mengawini induknya sendiri."
peserta ketiga berusaha
menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina mati
sebelum ayam jantan yang sudah
dewasa sempat mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa
menjawab sanggahan Baginda. Ia
pun dimasukkan ke penjara. Kini tiba
giliran Abu Nawas. Ia berkata, "Yang
pasti adalah telur dulu, baru ayam."
"Coba terangkan secara logis." kata
Baginda ingin tahu
"Ayam bisa mengenal telur,
sebaliknya telur tidak mengenal
ayam." kata Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja merenung.
Kali ini Baginda tidak bisa
menyanggah alasan Abu Nawas
dan terpaksa harus memberi uang
dalam jumlah besar sebagai hadiah
untuk Abu Nawas.
Nilai 100 untuk Abu Nawas atas jawabannya dalam sayembara itu. Asal usul ayam dan telur ini memang bisa bikin mumet pikiran kita. Manakah yang terlebih dahulu, ayam atau telur ? Ayam berasal dari telur, telur berasal dari ayam. Kalau begitu duluan yang mana ? Jawaban mudahnya adalah kita bertanya balik, mana telurnya ? dan mana ayamnya ? Baru kita memberi jawaban. Beres sudah.
wahhhh hebat euuyyyy jawaban dari peserta terakhir,,,
hiiikkksssssss,,,,,
abu nawas emang keren, g prnh ada kalahnya, wkwkwkwkk...