TEORI KEBUTUHAN
Senin, 02 Agustus 2010
08.15
Label:
Kisah 1001 Malam
,
17
komentar
Nasrudin berbincang-bincang
dengan hakim kota. Hakim kota,
seperti umumnya cendekiawan
masa itu, sering berpikir hanya dari
satu sisi saja. Hakim memulai,
“Seandainya saja, setiap orang mau
mematuhi hukum dan etika, …”
Nasrudin menukas, “Bukan manusia
yang harus mematuhi hukum,
tetapi justru hukum lah yang harus
disesuaikan dengan kemanusiaan. ”
Hakim mencoba bertaktik, “Tapi
coba kita lihat cendekiawan seperti
Anda. Kalau Anda memiliki pilihan:
kekayaan atau kebijaksanaan, mana
yang akan dipilih ?”
Nasrudin menjawab seketika,
“ Tentu, saya memilih kekayaan.”
Hakim membalas sinis,
“ Memalukan. Anda adalah
cendekiawan yang diakui
masyarakat. Dan Anda memilih
kekayaan daripada kebijaksanaan?”
Nasrudin balik bertanya, “Kalau
pilihan Anda sendiri?”
Hakim menjawab tegas, “Tentu,
saya memilih kebijaksanaan.”
Dan Nasrudin menutup, “Terbukti,
semua orang memilih untuk
memperoleh apa yang belum
dimilikinya. ”
dengan hakim kota. Hakim kota,
seperti umumnya cendekiawan
masa itu, sering berpikir hanya dari
satu sisi saja. Hakim memulai,
“Seandainya saja, setiap orang mau
mematuhi hukum dan etika, …”
Nasrudin menukas, “Bukan manusia
yang harus mematuhi hukum,
tetapi justru hukum lah yang harus
disesuaikan dengan kemanusiaan. ”
Hakim mencoba bertaktik, “Tapi
coba kita lihat cendekiawan seperti
Anda. Kalau Anda memiliki pilihan:
kekayaan atau kebijaksanaan, mana
yang akan dipilih ?”
Nasrudin menjawab seketika,
“ Tentu, saya memilih kekayaan.”
Hakim membalas sinis,
“ Memalukan. Anda adalah
cendekiawan yang diakui
masyarakat. Dan Anda memilih
kekayaan daripada kebijaksanaan?”
Nasrudin balik bertanya, “Kalau
pilihan Anda sendiri?”
Hakim menjawab tegas, “Tentu,
saya memilih kebijaksanaan.”
Dan Nasrudin menutup, “Terbukti,
semua orang memilih untuk
memperoleh apa yang belum
dimilikinya. ”
moga keinginan mu terkabul nasrudin...hehehehe
sukses slalu wal...mat aktifitas
Hla nasrudin kok dieyeli... :D keep blogging. tetap semangat!
hahahaha.... mati kutu deh si hakim....
apes tuh hakim..
salam,
Bolehngeblog
halo sobat mampir nich ma baca2 artikelnya
semoga bermanfaat
terima kasih
wah, nasrudin emang mantapss
Mantap.. Nasrudin dalam cerita ini menyindir hakim dengan kata-kata yang cerdik..
wahahaha9
bisa ajaaaaaaaa...
yap, kebanyakan dari kita memang menginginkan apa yang belum kita miliki.
nice posting, rief..
selamat hari senin ya
semoga hari ini menyenangkan :D
Hehehe...jadi enaknya milih apa ya?...
Berkunjung sore... :)
Langsung dapet suguhan tentang pelajaran bahwa manusia itu memang ga ada puasnya ya. Selalu ingin mendapatkan apa yang belum ada dalam kepunyaan kita, bahkan yang lebih parah lagi, jadi lupa bersyukur dengan apa yg udah kita punya..
ceritanya di boLak-baLik tapi jadi paham sih maksudnya, tuh hakim berarti seLama ini enggak bijaksana. hehehe...
itulah naluri manusia yang sebenarnya, kita pasti ingin memiliki apa yang belum kita punya karena itu kita tak pernah puas...
sori janrang mampir nih, aku lupa link blog mu, supaya ingat aku padang blo mu di aku ya...
hehe si hakim kejebak ya...^^
Betul skale Sob....berarti hakim itu udah kaya tapi belum bijaksana...
Hakim yg Cendekiawan..."cendek nek awan"...hehe...
biasanya hakim yang menjebak tapi ini maLah sebaLiknya, hehehe...
IKAM JUA KADAK GURING NH WAL...APA DI ULAH MALAM BUTA ??? SAHUR KH?
hmmm
pilih kebijaksanaan untuk mendaptkan kekayaan
hehhehe
:D